Pakan Sapi: Macam-macam Hijauan Pakan Ternak Dari Jenis Legume

Posted by




Jenis-jenis Legume Yang Biasa Digunakan Sebagai Sumber Hijauan Pakan Ternak

Tanaman Alfalfa
Tanaman yang termasuk legume tropik perrenial ini dapat menyediakan hijauan makanan ternak daripada legume tropik annual. Tanaman legume tropik perrenial mempunyai kemampuan mengikat nitrogen bebas di udara juga lebih besar daripada legume annual (Soedomo, 1994). Menurut Soedomo (1994), bahwa legume sub tropik perrenial membutuhkan unsur hara yang lebih banyak dibandingkan legume tropik. Demikian juga, legume tropik memiliki karakter dengan kemampuan adaptasi yang lebih luas terhadap kondisi tanah dari pada legume subtropik.


Menurut Ayres (1936) dan Bennet (1939) tanaman leguminoseae dan raminae sebagai makanan ternak mempunyai kemampuan mencegah erosi tanah satu tingkat dibawah kemampuan hutan. Dimana tanaman leguminoseae kemampuannya satu tingkat diatas tanaman graminea. Tanaman yang dimanfaatkan sebagai makanan ternak tersebut mampu melestarikan kesuburan tanah, sehingga perlu penanganan yang tepat untuk mencegah erosi

Alfalfa berasal dari bahasa arab yang bermakna sebagai “Bapak dari semua makanan” yang dipercaya sebagai tanaman yang berfungsi untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Alfalfa adalah tanaman sejenis tanaman herba tahunan yang memiliki beberapa ciri, yaitu berakar tunggang, batang menyelusur tegak dari dasar kayu dan tingginya berkisar 30-120 cm, serta daun tersusun tiga. Tangkai daun berbulu dan berukuran 5-30 mm. Kedalaman akar alfalfa dapat mencapai 2-4 meter. Saat memulai perkembangan batang, tunas aksiler di bagian bawah ketiak daun akan membentuk batang sehingga mahkota pada bagian dasar menjadi pangkal dan tunas aksiler di atas tanah membentuk percabangan. Perbungaan tersusun pada tandan yang padat dengan bunga kecil berwarna kuning. Tumbuhan ini mampu hidup hingga 30 tahun, bergantung dari keadaan lingkungan. Alfalfa juga memiliki bintil (nodul) akar yang mengandung bakteri Rhizobium meliloti sehingga dapat menambat atau mengikat nitrogen dari atmosfer untuk keperluan tumbuhan.


Tanaman ini merupakan leguminosea perrenial yang tahan terhadap invasi weed, menahan erosi dan tetap hijau sepanjang tahun baik musim hujan maupun musim kemarau. Tanaman Alfalfa yang berkembang di Indonesia dapat tumbuh dengan optimal pada ketinggian kurang dari 100 m dpl. Hal itu menunjukkan bahwa tanaman alfalfa dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah dengan suhu
yang lebih tinggi.


Intensitas cahaya optimal diperlukan oleh tanaman alfalfa untuk mengimbangi kandungan khlorofil empat kali lipat daripada tanaman sayuran. Hal itu akan mengoptimalkan produksi tanaman melalui efisiensi fotosintesis. Tanaman alfalfa dapat tumbuh pada berbagai ketinggian tempat, baik pada dataran tinggi, sedang maupun rendah.


Sentro (Centrosema pubescens)

Centrosema pubescens berasal dari Amerika selatan tropis dan memiliki fungsi sebagai tanaman penutup tanah, tanaman sela, dan pencegah erosi. Legum Centrosema pubescens termasuk sub familia Papiloniceae dari famili Leguminoceae (Soedomo, 1985). Batang Centro panjang dan sering berakar pada bukunya, tiap tangkai berdaun tiga lembar, berbentuk elips dengan ujung tajam dan bulu halus pada kedua permukaannya. Bunga berbentuk tandan berwarna ungu muda bertipe kacang ercis dan kapri. Polong berwarna coklat gelap, panjang 12 cm, sempit dengan ujung tajam terdiri dari 20 biji (Widjajanto, 1992). Centrosema pubescens tumbuh dengan membelit pada tanaman lain atau menjalar di pagar dan juga menjalar bersama–sama dengan rumput menutupi permukaan tanah. Batang panjang, sering berakar pada bukunya, daun dengan tiga anak daun yang berbentuk telur dengan ujung tajam, berambut, panjangnya 5 – 12 cm dan lebar 3 – 10 cm (Susetyo, 1985).

Gamal (Gliricidia sepium)

Gamal adalah sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri tanaman berbentuk pohon, warna batang putih kecoklatan, perakaran kuat dan dalam (Syarief, 1986). Gamal merupakan leguminosa berumur panjang, tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan dengan temperatur suhu antara 20 – 30 oC dengan ketinggian tempat antara 750 – 1200 m. Tanaman ini mampu hidup di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/thn dan tahan terhadap genangan. Perkembangan tanaman ini dengan stek, dengan banyak cabang dan responsif terhadap pupuk N (Soedomo, 1985).
Penanaman gamal yang harus diperhatikan yaitu jarak tanaman dibuat 2 – 2,5 m antar baris. Tanaman gamal tinggi menjulang dengan batang lurus panjang. Kulit batangnya mudah sekali lecet atau terkelupas. Bunga gamal tersusun dalam rangkaian dengan warna merah muda keputihan. (Reksohadiprodjo, 1985). Pada daun gamal anak daun yang paling ujung berbentuk agak melebar dan membesar. Anak-anak daunnya tersusun secara berselang-seling dengan jumlah yang ganjil dan anak daun tersebut tersusun secara menyirip. Karena ciri-ciri tersebut maka daun gamal termasuk ke dalam daun mejemuk menyirip gasal.

Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Leucaena leucocephala atau lamtoro merupakan leguminosa yang berasal dari Amerika tengah, Amerika selatan dan Kepulauan Pasifik. Tanaman ini tumbuh tegak, berupa pohon dan tidak berduri (Sutopo, 1988). Lamtoro dapat tumbuh pada daerah dataran rendah sampai dengan 500 m di atas permukaan air laut dengan curah hujan lebih dari 760 mm/th (Soedomo, 1985). Lamtoro dapat tumbuh baik pada tanah dengan tekstur berat dengan drainase yang baik dan sangat responsif terhadap Ca dan P pada tanah masam (Susetyo, 1985). Bahan tanam dari lamtoro adalah berupa biji dan stek. Lamtoro dapat dipotong pertama kali setelah mencapai tinggi 0,6 – 0,9 m yaitu sekitar umur 4 – 6 bulan, dengan interval pemotongan 2 – 3 bulan (Soegiri et. al, 1982). Tanaman lamtoro dapat di tanam bersama dengan rumput Guinea. Daun muda lamtoro terdapat racun mimosin (Sutopo, 1988). Lamtoro berakar dalam, mempunyai ketinggian antara 6,5 sampai 33 ft. Daun – daunnya berkurang, berbunga dengan bentuk bola berwarna putih kekuning-kuningan atau merah muda. Lamtoro dapat ditanam untuk makanan ternak, pemotongan pertama dapat dilakukan 6 – 9 bulan sesudah penyebaran bijinya, pemotongan dilakukan sampai sisa tanaman adalah 2 sampai 4 inchi dari atas tanah dan kemudian pemotongan berikutnya dapat dilakukan tiap 45 bulan sekali. Petai cina atau lamtoro ini dapat ditanam sebagai tanaman annual dan perennial (Reksohadiprodjo, 1985). Lamtoro merupakan jenis daun mejemuk menyirip genap ganda dua dengan sempurna, dikatakan menyirip karena tata letak anak tangkai daunnya menyirip sedangkan dikatakan ganda dua karena anak daunnya duduk pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai dan dikatakan genap karena anak daun duduknya berpasangan dengan anak daun yang lain. Pada sepasang anak daun yang terdapat di ujung tangkai biasanya posisinya menutup.

Puero (Pueraria phaseoloides)

Puero (Pueraria phaseoloides) memiliki kultur teknis dikembangbiakkan dengan biji (Susilo, 1991). Puero termasuk tanaman jenis legum berumur panjang, yang berasal dari daerah subtropis, tetapi bisa hidup di daerah tropik dengan kelembaban yang tinggi. Tanaman ini bisa membentuk hamparan setinggi 60–75 cm sifat membelit, merambat dan dapat membentuk semak yang rimbun. Batang dan daunnya berbulu padat dan panjang, daun tersusun majemuk dan helai berbentuk bulat telur lebar, bunga berwarana ungu kebiruan (Sutopo, 1988). Puero berasal dari India Timur, siklus hidupnya perenial. Ciri-cirinya tumbuh merambat, membelit dan memanjat. Sifat perakarannya dalam, daun muda tertutup bulu berwarna coklat, daunnya berwarna hijau tua dan bunganya berwarna ungu kebiruan (Soegiri et al., 1982).Penanaman legume jenis puero dapat dilakukan pada curah hujan 1270 mm atau lebih dan pada struktur tanah sedang dan berat, tahan terhadap tanah yang kering, tanah asam, tanah yang kekurangan zat kapur dan fosfor serta dapat hidup di tanah yang berat maupun berpasir (Reksohadoprodjo, 1985).

Turi (Sesbania grandiflora)

Turi (Sesbania grandiflora) adalah sejenis legum yang mempunyai ciriciri tanaman berbentuk pohon yang berumur pendek, tinggi sekitar 5sampai10 m, rantingnya menggantung, daun penumpu bulat telur miring sekitar 0,5sampai 1 cm, tanaman turi mempunyai dua varietas yaitu yang berbunga putih dan yang berbunga merah. Daun dan bunga muda juga dimakan oleh orang sebagai sayur mayur. Daun dan ranting muda adalah makanan ternak yang sangat kaya akan putih telur (Van, 1975) Menurut Soegiri et al. (1982) turi (Sesbania grandiflora) merupakan sejenis tanaman semak yang bisa mencapai tinggi 5sampai10 m, tumbuh dengan cepat di daerah tropis yang lembab. Tanaman ini berbunga besar berwarna putih, merah atau ungu. Buahnya berbentuk polong yang panjang, daunnya majemuk, kecil-kecil dan bulat. Sejenis tanaman semak yang bisa mencapai tinggi 5-10 m dan tumbuh cepat di daerah tropis yang lembab. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.200 m dpl dengan curah hujan 2.000 mm/tahun. Tanaman ini banyak ditanam di pematang sawah. Jenis legum ini memiliki bunga berukuran besar dan berwarna putih tapi ada pula yang merah dan ungu. Daun berukuran bulat kecil dan majemuk. Buahnya berbentuk polong yang panjang. Merupakan sumber vitamin seperti pro vitamin A, B, C dan E dan sumber mineral terutama Ca dan P.

Indigofera Sp


Ciri- Ciri Tanaman Indigofera Sp:
Tanaman Indigofera sp tergolong leguminosa adalah tanaman dari kelompok kacangan dengan genus Indigofera yang mempunyai bentuk pohon dengan ukuransedang.
Tumbuh tegak, jumlah cabang banyak, akar bisa menembus tanah cukup dalam.
Ciri khas tanaman ini adalah warna daun hijau terang pada bagian permukaan dan umur 12 bulan sudah berbunga dengan bunga berwarna unggu.
Pada umur 12 bulan tinggi tanaman bisa mencapai 2 meter dengan diameter batang 18-20 cm.
Bisa tumbuh dengan baik pada daerah sampai ketinggian 1200 m dari permukaan laut, pada tanah yang kurang subur dan tahan terhadap musim kemarau yang panjang.

Perbanyakan tanaman Indigofera Sebagai Pakan Ternak :

Tanaman Indigofera sp bisa dikembangkan dengan menggunakan biji, tidak bisa diperbanyak dengan memakai steak (batang). Biji disemaikan lebih dahulu di dalam polybag selama 60 hari kemudian sesudah tumbuh lalu ditanam. Tingkat pertumbuhan penanaman dengan biji sekitar 80%. Produksi Indigofera sp pada saat tanaman berumur satu tahun dengan jarak tanam 1 x 0,5 meter dapat menghasilkan produksi bahan kering 33,25 ton/ha/thn dengan interval pemotongan 3 bulan sekali dengan tinggi pemotongan 1,5 m di atas permukaan tanah. Setelah pemangkasan 1,5 meter setiap pohon rata-rata tumbuh 28 tunas dengan rasio/perbandingan daun dengan batang 0.72.



Kandungan Nutrisi Indigofera Sebagai Pakan Ternak:

Tanaman Indigofera sp adalah jenis leguminosa yang kaya akan protein, kalsium dan fosfor. Kandungan nutrisi tanamanIndigofera sp berumur 1 tahun dengan interval pemotongan 3 bulan terkandung protein kasar(PK) rata-rata 23,20%, bahan organik 90,68%, NDF 36,72%, fosfor 0,83% dan kandungan kalsium 1,23%. Dengan kandungan nutrisi tersebut, tanaman Indigofera sp sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing sepanjang tahun.

Pemanfaatan Indigofera Sebagai Pakan Ternak:

Pemanfaatan tanaman Indigofera sp pada pakan ternak kambing bisa diberikan dengan beberapa teknologi di antaranya pemberiaan tanaman Indigofera sp segar dicampur dengan rumput lapang atau jenis rumput yang diintroduksi, teknologi silase dengan bahan tambahan molases, Indigofera sp diberikan dalam bentuk tepung dengan cara dikeringkan di sinar matahari selama kurang lebih 2 hari setelah itu selanjutnya digiling dengan mesin penggiling hingga menghasilkan tepung pakan.

Tanaman Indigofera sp yang diberikan pada ternak kambing dengan taraf pemberiaan Indigofera sp 45% ditambah rumput Brachiaria ruziziensis 55% menghasilkan angka konsumsi bahan kering, Indigofera 190 ekor/gr/hari dan Brachiaria ruziziensis 232 ekor/gr/hari dengan total konsumsi 422 gr/ekor/hari. Selanjutnya menghasilkan respon ternak kambing terhadap pemberiaan Indigofera dan rumput segar terhadap pertambahan bobot badan harian hidup ternak kambing adalah 52,38 gr/ekor/hari dengan efisiensi penggunaan pakan 0.12.

Pemanfaatan teknologi silase Indigofera untuk pakan ternak kambing, teknologi yang diberikan yakni : tanaman Indigofera sp segar kurang lebih 100 kg dilayukan selama 4 jam di sinar matahari lalu ditambahkan dengan molases dengan takaran 15% dari berat Indigofera segar, setelah itu dicampur rata lalu dimasukkan ke dalam tong silo yang kedap udara lalu didiamkan selama 30 hari.

Pemberiaan silase Indigofera sp pada pakan ternak kambing dengan porsi pemberiaan 65% silase Indigofera ditambahkan 35% pakan konsentrat. Pemanfaatan teknologi silase Indigofera sp menghasilkan angka konsumsi bahan kering ternak kambing sebesar 452 gr/ekor/hari dan menghasilkan respon ternak kambing terhadap pemberiaan silase Indigofera sp terhadap pertambahan bobot badan harian hidup ternak kambing adalah 93 gr/ekor/hari. Pemanfaatan tanaman Indigofera sp sebagai pakan ternak menghasilkan respon yang baik terhadap ternak kambing baik dilihat dari konsumsi maupun pertambahan bobot harian hidup sehingga tanaman Indigofera sp sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing

loading...

Artikel Lain Yang Mungkin Anda Suka


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Artikel Bermanfaat Semoga Updated at: 00:26
Powered by Blogger.