Pohon Genitri dan Bijinya Yang Bermanfaat Serta Menjadi Komoditas Ekspor
Jenitri atau Genitri adalah pohon dari famili Elaeocarpaceae dengan tinggi mencapai 20-30 meter. Batangnya tegak, berkayu, bulat, dengan percabangan simpodial, dan berkulit kasar berwarna coklat dengan diameter hingga mencapai 150 cm. Daun Genitri berjenis tunggal, berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi, dan ujung dan pangkalnya meruncing. Daun berukuran panjang 8-20 cm dan lebar 3-6 cm. Daun tumbuh tersebar, bertangkai pendek, dengan pertulangan menyirip. Dan ternyata negara kita Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor biji Ganitri terbesar di dunia.
Nama latin tumbuhan asli Indonesia ini adalah Elaeocarpus serratus L., yang mempunyai banyak nama sinonim. Nama-nama sinonim tersebut diantaranya adalah Elaeocarpus adenophyllus Wall., Elaeocarpus barnardii Burkill, Elaeocarpus cuneatus Wight, Elaeocarpus ganitrus Roxb. ex G.Don, Elaeocarpus malabaricus Oken, Elaeocarpus perim-kara DC., Elaeocarpus perincara Buch.-Ham., Elaeocarpus sphaericus (Gaertn.) K.Schum., Ganitrus roxburghii Wight, Ganitrus sphaerica Gaertn., Misipus serratus Raf., dan Monocera serrata Turcz.
Selain bijinya pemanfaatan lain tumbuhan ini adalah sebagai pohon peneduh, pohon penghijauan, hingga batangnya digunakan sebagai bahan bangunan. Dengan berbagai manfaatnya tersebut, biji Ganitri banyak diperdagangkan. Harga Ganitri dipengaruhi oleh tektur dan ukurannya. Semakin rumit teksturnya dan semakin kecil ukuran bijinya akan bernilai semakin mahal.
Komposisi kimia ganitri
- karbon (C) 50,024%,
- hidrogen (H) 17,798%,
- nitrogen (N) 0,9461%, dan
- oksigen (O2) 30,4531%.
- elemen mikro: aluminum (al), kalsium (Ca), klorin, tembaga (Cu), kobalt, nikel (Ni) , besi (Fe), magnesium (Mg), mangan (Mn), dan fosfor (F)
- glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terkandung dalam ganitri melindungi paru-paru (anti bakteri)
Ganitri atau Jenitri (Elaeocarpus serratus) menjadi pohon dengan buah yang digelari “Air Mata Dewa Siwa”. Biji Ganitri atau Jenitri, di India dikenal sebagai ‘Rudraksha’ yang berarti “Mata Dewa Siwa”. Mitosnya, tumbuhan Ganitri tumbuh dari air mata Dewa Siwa yang menetes di bumi.
Dari mitos tersebutlah, Ganitri menjadi biji yang disucikan, dikeramatkan, serta dipercaya mampu membersihkan dosa. Tumbuhan ini pun kemudian menjadi terkenal karena bijinya yang awet untuk dijadikan manik-manik, mata tasbih atau rosario. Dan ternyata, salah satu tumbuhan asli Indonesia ini tidak hanya mengandung mitos, berdasar uji klinis, buah dan bijinya berkhasiat herbal termasuk untuk meredakan stres.
Dalam bahasa Inggris Ganitri dikenal sebagai Rudraksa atau Ceylon-olive. Sedangkan di Indonesia selain dikenal sebagai Ganitri atau Jenitri juga dikenal sebagai Jenitri atau Klitri (Madura), Sambung Susu (Jawa), Biji Mala (Bali), dan Biji Sima (Sulawesi).
Diskripsi Jenitri (Elaeocarpus serratus)
Jenitri atau Genitri adalah pohon dari famili Elaeocarpaceae dengan tinggi mencapai 20-30 meter. Batangnya tegak, berkayu, bulat, dengan percabangan simpodial, dan berkulit kasar berwarna coklat dengan diameter hingga mencapai 150 cm. Daun Genitri berjenis tunggal, berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi, dan ujung dan pangkalnya meruncing. Daun berukuran panjang 8-20 cm dan lebar 3-6 cm. Daun tumbuh tersebar, bertangkai pendek, dengan pertulangan menyirip.
Bunga Ganitri berjenis bunga majemuk berbentuk malai yang muncul di ketiak daun. Kelopak bunga lonjong, berbagi, berwarna hijau pucat, dan terdapat rambut, sedangkan mahkota bunga berbentuk lonceng, bercangap, dan berwarna kuning. Buah Jenitri berjenis buni, berbentuk bulat, berwarna hijau dengan diameter sekitar 2 cm.
Biji Ganitri (Rudraksha) berbentuk bulat, berwarna coklat muda hingga coklat tua dengan diameter antara 0,5 cm -2 cm. Permukaan biji berlubang dan beralur (berulir) layaknya diukir. Akar tunggang berwarna keputihan.
Tinjauan Ganitri dari sisi Komposisi Fisika:
- Memiliki nilai spesifik gravitasi sebesar 1,2 dengan pH 4,48 (riset Institut Teknologi India)
- Daya elektromagnetik sebesar 10.000 gauss pada keseimbangan Faraday, hasil konduksi elektron alkalin. Gara-gara itulah ganitri dipercaya mengontrol tekanan darah, stres, serta berbagai penyakit mental.
- Ganitri juga dipercaya menyembuhkan epilepsi, asma, hipertensi, radang sendi, dan penyakit hati. Ia berguna saat dikalungkan di leher ataupun diminum air rebusan.
Pohon Ganitri (Elaeocarpus serratus) adalah tumbuhan tropis Asia yang tumbuh tersebar mulai dari India, Nepal, Srilanka, Myanmar, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Tumbuh baik mulai dari di daerah berketinggian 350 meter dpl hingga 1200 meter dpl.
Manfaat Biji Ganitri
Biji Ganitri biasa dimanfaatkan sebagai biji tasbih, mala, rosario, manik-manik, kalung, dan aneka kerajinan lainnya. Tekstur pada biji Ganitri dengan permukaan beralur memang unik. Di samping itu, sesuai mitosnya sebagai ‘air mata Dewa Siwa’, termasuk biji yang disucikan dan dikeramatkan terutama oleh umat Hindu.
Biji Ganitri biasa dimanfaatkan sebagai biji tasbih, mala, rosario, manik-manik, kalung, dan aneka kerajinan lainnya. Tekstur pada biji Ganitri dengan permukaan beralur memang unik. Di samping itu, sesuai mitosnya sebagai ‘air mata Dewa Siwa’, termasuk biji yang disucikan dan dikeramatkan terutama oleh umat Hindu.
Biji Ganitri atau Rudraksha, melalui beberapa uji klinis, mempunyai berbagai khasiat bagi kesehatan. Beberapa manfaat biji Ganitri diantaranya menghilangkan stress, antidepresan, antibakteri, dan anti-infeksi, menstabilkan tekanan darah, meluruhkan lemak badan, dan menghisap polutan di sekitarnya. Pemanfaatanya dengan menggunakan biji Ganitri sebagai kalung, gelang, tasbih, ataupun direndam dalam air kemudian di minum.
GANITRI SEBAGAI OBAT ANTI BAKTERI
Selain menghilangkan sakit kepala alias antidepresan dan antiborok pada tikus terinjeksi. Duduk perkaranya karena glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terkandung dalam ganitri melindungi paru-paru. Keempat zat organik itu juga bersifat antibakteri. Terhitung 28 jenis bakteri gram positif dan negatif enyah oleh ekstrak ganitri antara lain Salmonella typhimurium, Morganellamorganii, Plesiomonas shigelloides, Shigella flexnerii, dan Shigela sonneii.
GANITRI JUGA SEBAGAI PENYERAP POLUTAN
Ada khasiat lain dari buah genitri sebagaimana yang telah di hasilkan dari sebuah riset Dwiarum Setyoningtyas dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung: jenitri sebagai penyerap polutan. Ia membandingkan konsentrasi gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan karbon monoksida dalam kotak kaca berisi tumbuhan ganatri dengan kotak tanpa tumbuhan.
Ke dalam kedua kotak kaca diembuskan emisi gas buang dari hasil pembakaran tiga jenis bahan bakar yang memiliki kandungan biodiesel yang berbeda. Yaitu 10% biodiesel (B-10), 5% biodiesel (B-5), dan 0% biodiesel (B-0) sebagai pembanding. Hasilnya, tingkat pencemaran dari ketiga jenis emisi bahan bakar dalam kotak kaca berisi jenitri tercatat lebih rendah (sulfur oksida 0,81 ? 0,38 ppm, nitrogen oksida 0,49 ? 0,01 ppm, dan karbon monoksida 1,36 ? 0,71 ppm).
Bandingkan dengan kotak kaca tanpa jenitri yang pencemarannya lebih tinggi. Untuk ke-3 zat kimia itu masing-masing 5,15 ? 1,77 ppm, 0,75 ? 0,15 ppm, dan 2,34 ? 1,36 ppm. Kesimpulannya genitri berperan menurunkan tingkat pencemaran. Itu sebabnya, ‘Jenitri digunakan sebagai pohon pelindung di sepanjang jalan Bandung-Lembang,’ kata Eka Budianta, budayawan.
loading...