BEDA OMSET, MARGIN DAN PROFIT, CARA PALING MUDAH MEMAHAMINYA

Saya kaget juga mendapati banyak anak muda yang tidak tahu bedanya omset, margin, dan profit. Dalam postingan tentang kisah sukses seseorang, mereka mengira omset sama dengan profit. Membaca omset 50 juta per bulan sudah banyak yang ngiler, padahal net profit-nya mungkin tidak sampai 10 juta.
Saya jadi ingin menjelaskan sedikit tentang beberapa istilah bisnis yang penting diketahui. Yang pertama, omset. Omset adalah seluruh hasil penjualan. Jika Anda buka warung bakmi dengan laci kosong, maka saat tutup warung nanti, seluruh uang yang ada di laci itu disebut  omset hari ini. 

Anggap saja ada 1 juta di laci itu. Dalam omset 1 juta itu, kamu harus sisihkan 500 ribu untuk belanja bahan baku supaya bisa jualan lagi besok. Yang dipakai buat belanja itu namanya modal lancar. Sisanya, yang 500 ribu lagi, disebut profit atau laba kotor. 

Dalam laba kotor 500 ribu itu ada yang namanya variable cost (biaya operasional). Misalnya kamu menggaji dua karyawan 150 ribu, bayar listrik, air, retribusi per hari 50 ribu, bayar sewa lapak 50 ribu (harian). Untuk kebutuhan lain-lain terpakai 50 ribu. Total 300 ribu. Variable cost ini masuk ke modal lancar.

Pada intinya semua duit yang berputar setiap hari, baik buat beli bahan baku maupun biaya operasional itu disebut modal lancar. Sedang yang disebut modal tetap itu uang yang kamu pakai buat beli gerobak, meja-kursi, kompor, tabung gas, piring dan gelas, dll.

Dari perhitungan di atas (omset 1 juta dikurangi modal lancar 800 ribu) akhirnya tersisa 200 ribu. Nah, duit 200 ribu itulah yang disebut net profit alias laba bersih. Duit itu menjadi milikmu sepenuhnya. Kamu bebas menggunakannya untuk kebutuhanmu sendiri.

Margin adalah laba kotor yang diukur dalam persentase. Dengan modal 500 ribu dan laba 500 ribu juga, artinya margin usahamu 100%. Jika dengan modal 500 ribu itu kamu bisa dapat omset 1,5 juta, artinya marginmu 200%. (Yang sering saya sebut margin tebal itu antara 200% sampai 300%. Lebih dari itu seringkali dianggap terlalu mahal.)

Profit juga bisa diukur dalam persentase. Dari contoh di atas: omset 1 juta, dapat net profit 200 ribu, artinya net profitmu 20% dari omset. Beda ya, antara persentase margin dengan persentase profit.

Ketika omsetmu cukup dan bisa balik modal sehingga besok bisa jualan lagi, kemudian bisa balik modal lagi, jualan lagi, dan dapat profit walaupun sedikit, itu disebut cash flow. Bila uangnya bisa muter terus dan usahanya bisa jalan terus artinya cash flow lancar.

Jika kamu bertemu dengan pelaku usaha yang berkata, 'cash flow-ku macet', biasanya sih dia sedang dalam mode bertahan. Mungkin ada stok barang dalam jumlah besar yang belum laku, atau ada customer yang ambil barang dalam jumlah besar tapi belum bayar, entah kapan bayarnya.

Oya, jika kamu tak tahu bedanya omset dengan profit, lalu duit 1 juta itu kamu pakai sesukamu, maka ada beberapa konsekuensi. Pertama, kamu tidak bisa jualan lagi besok. Kedua, karyawanmu marah karena tidak digaji. Ketiga, kamu akan mendapat masalah karena belum bayar listrik, air, retribusi, dll. Keempat, ketika masa sewa tempat habis, kamu harus pergi karena tidak punya duit buat bayar sewa. 

Akibatnya cash flow-mu macet karena ulahmu sendiri, dan usahamu bisa langsung hancur. Sekali lagi, yang boleh kamu pakai sesukamu itu maksimal ya cuma 200 ribu tadi.

Oke, gitu aja dulu. Saya mau jalan ke peron buat persiapan naik KRL. Yang merasa perlu mengoreksi atau menambahkan beberapa hal dipersilakan di kolom komentar.

Sumber: fb Hengki
https://www.facebook.com/share/p/1GmMjg61YL/

Popular posts from this blog

Daftar Nama Obat Untuk Penyakit Hewan Ternak Dan Dosis Pemakaiannya

Perbedaan Antara Umur Dewasa Kelamin dan Dewasa Tubuh Ternak, Umur Berapa Siap Dikawinkan?

JEMBATAN KELEDAI